1. Asal-usul dan Sejarah
-
Berakar dari masa penjajahan Belanda dan Jepang—ketika beras sulit di akses, masyarakat Magelang menggantinya dengan singkong sebagai sumber karbohidrat utama
-
Bahan dasar singkong kukus lalu di tumbuk sampai halus menghasilkan suara “tuk-tuk”, dari sinilah nama “getuk” berasal
-
Variasi “lindri” muncul dari inovasi Ali Mohtar (Mbah Mohtar) di Desa Karet, Magelang, menggunakan cetakan atau alat “lindri” untuk menghasilkan gulungan kecil mirip mie
2. Makna Nama & Filosofi
-
“Lindri” mengacu pada alat penggulung yang membentuk adonan menjadi serat panjang seperti mie
-
Mengajarkan nilai kesederhanaan dan syukur: dari bahan sederhana singkong, bisa menghasilkan panganan bernilai jual dan budaya
3. Karakteristik & Penyajian
-
Tekstur lembut berwarna-warni: biasanya hijau pandan, merah muda, krem, cokelat—di taburi kelapa parut dan gula
-
Bentuk khas berulir atau kotak—mirip mi kecil yang di potong pendek
4. Budaya & Tradisi Lokal
-
Khas Magelang: sering di jual keliling dengan gerobak sambil menyalakan musik tradisional untuk menarik pembeli
-
Ada tradisi tahunan bernama “Gerebek Getuk” di Alun-Alun Kota Magelang, merayakan warisan lokal dan menjaga kebersamaan masyarakat
5. Varian Lain & Oleh-oleh
-
Selain getuk lindri, Magelang juga terkenal dengan varian seperti getuk gondok/karet dan getuk tiga warna—varian modern yang cocok dijadikan oleh-oleh dan dikemas lebih praktis