Malang, terutama daerah Kampung Sanan, di kenal sebagai sentra tempe dan keripik tempe sejak puluhan tahun lalu. Produk ini lahir dari ide kreatif para perajin yang ingin mendaur ulang tempe segar sebelum basi.
Latar Belakang dan Sejarah
-
Keripik tempe pertama kali muncul sebagai solusi untuk memanfaatkan tempe yang tidak terjual, terutama pada masa-masa awal produksi. Di Sanan dan sekitarnya, ratusan perajin tempe kemudian mulai mengolahnya menjadi keripik tempe renyah.
-
Inovasi rasa di mulai sejak tahun 1990-an, di antaranya oleh Bu Noer, yang menciptakan beragam rasa dari keju hingga rumput laut.
🎨 Ragam Varian Rasa dan Inovasi Produk
Para produsen di Malang kini menawarkan variasi rasa yang sangat kaya:
-
Original dan daun jeruk: klasik dan khas, sangat di gemari
-
Balado, jagung bakar, sambal bawang, keju, lada hitam: sebagian besar tersedia di pasar tradisional dan outlet oleh-oleh.
-
Bahkan ada yang menyediakan lebih dari 20 ragam rasa, seperti rumput laut, seafood, pizza, dan burger.
🏭 Proses Produksi dan Skala Usaha
-
Produksi di jalankan oleh ratusan perajin, baik secara tradisional maupun semi‑modern, dengan penggorengan ganda agar renyah tahan lama.
-
UMKM seperti Keripik Tempe Rohani sudah masuk pasar nasional bahkan internasional sejak 1988, dengan kapasitas produksi meningkat hingga ribuan bungkus per hari saat momen besar.
-
Pemasaran mencakup e‑commerce dan reseller di dalam negeri (Jakarta, Surabaya, Bali) hingga luar negeri (Taiwan, AS).
💰 Harga dan Ketersediaan
-
Harga grosir per bungkus kecil dari sentra di rumah produksi sekitar Rp 2.200–3.500, sedangkan di toko bisa mencapai Rp 4.000–4.500.
-
Untuk ukuran besar, kisaran Rp 10.500–12.500 per kemasan.
-
Publikasi resmi juga mengkonfirmasi harga eceran sekitar Rp 8.500–15.000 per bungkus, serta paket ekonomis (5–10 bungkus) .
Why Keripik Tempe Wajib Di coba?
-
Tahan lama, cocok sebagai oleh‑oleh.
-
Tekstur renyah karena penggorengan ganda.
-
Variasi rasa menarik, cocok untuk segala selera.
-
Bernilai ekonomi tinggi: mampu menyerap tenaga kerja lokal, terutama perempuan, dan menopang ekonomi kampung.
Tips: Belanja dan Nikmati
-
Kunjungi Kampung Sanan pagi hari (08.00–12.00) untuk melihat langsung proses produksi dan mendapatkan harga lebih murah.
-
Banyak varian rasa yang bisa di coba sekaligus; paket kemasan kardus biasanya lebih ekonomis.