Asal dan Penyebaran
Tambua Tansa adalah kesenian musik tradisional yang berasal dari daerah Pariaman dan Agam, Sumatera Barat. Kombinasi dari dua alat—Gandang Tambua (gendang besar) dan Gandang Tansa (gendang tipis)—ini dimainkan dalam kelompok oleh enam penabuh Tambua dan satu penabuh Tansa, menghasilkan irama energik khas Minangkabau
Tradisi ini tak hanya terbatas di Pariaman, tetapi juga menyebar ke daerah seperti Maninjau, Dharmasraya, hingga Bintan, sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya Minang
🥁 Bentuk & Fungsi
-
Gandang Tambua: Tabung kayu dengan dua sisi kulit kambing atau plastik, di pukul dengan stik kayu, menciptakan suara nyaring dan penuh tenaga
-
Gandang Tansa: Serupa panci, dengan satu permukaan, berfungsi sebagai pemimpin ritme—mengatur tempo dan transisi musik
-
Fungsi utamanya adalah penyemarak acara adat—dari pesta kawin, alek nagari, arak-arakan pengantin, hingga penyambutan tamu penting—serta sebagai simbol kebersamaan dan identitas budaya
🌟 Pelestarian & Festival
Upaya pelestarian kesenian ini di lakukan melalui festival-festival di Agam dan Maninjau seperti Pesona Tambua Tansa, Festival Tambua Tansa di Lubuk Basung, dan kegiatan tahunan lainnya. Festival semacam ini melibatkan puluhan grup dan memberi penghargaan berupa hadiah dan apresiasi formal
Terpantau ribuan penonton hadir, dan penampilan kerap di meriahkan oleh kehadiran musisi modern Minang seperti Upiak Isil dan Darak Badarak
🤝 Nilai Budaya & Kesatuan
Beyond performance, Tambua Tansa merefleksikan filosofi kolektif masyarakat Minangkabau:
-
Persatuan: 7 penabuh berkolaborasi secara selaras dalam harmoni bunyi
-
Identitas & Kebanggaan: Di gunakan pada upacara Tabuik Pariaman sebagai bentuk penghormatan dan simbol semangat perjuangan
-
Interaksi budaya: Pernah di padukan dengan silat (randai) dan tarian piring untuk memperkaya narasi pertunjukan